Jumat, 25 Februari 2011

Macam Serta Cara Penggunaan Kamera DSLR

Apa itu DSLR? DSLR adalah singkatan dari Digital Single Lens Reflex. Kamera DSLR artinya kamera digital yang menggunakan refreksi lensa tunggal. Fotografer mengintip objek yang akan difoto melalui lubang intip atau biasa disebut view-finder. Hasil foto yang akan didapat adalah sama dengan apa yang tampak melalui view-finder tersebut.
















 Gambar: Prinsip kerja kamera DSLR Sumber: WIKIPEDIA

Cahaya yang masuk, setelah melewati jajaran lensa (1) akan dipantulkan oleh cermin yang dipasang pada posisi kemiringan 45 derajat (2) dan diproyeksikan ke matte focusing screen (5). Melalui condensing lens (6) dan pantulan di dalam pentaprism (7), gambar objek kemudian diteruskan ke lensa mata manusia (8). Ketika kita menekan tombol shutter (bidik) maka cermin (2) akan melipat ke arah panah, focal plane shutter (3) membuka dan kemudian gambar akan ditangkap oleh sensor (4) dan diteruskan ke prosesor gambar kemudian disimpan di media penyimpanan (MMC dan sebagainya).
Sedangkan pada kamera digital biasa, kita bisa melihat objek yang akan dibidik melalui LCD monitor. Apa yang akan didapat belum tentu sama dengan apa yang kita lihat melalui LCD tersebut.
Lensa kamera DSLR
Ketika membeli kamera digital biasa, maka lensa sudah menyatu dengan body kamera. Pada kamera DSLR, lensa bisa dilepas dan diganti. Oleh karenanya, ketika membeli kamera DSLR kita akan ditawari apakah membeli body only (kameranya saja) atau kit (kamera + lensa). Ada kamera DSLR yang bisa dipasang lensa dari merek lain, ada juga yang khusus dari satu merek. Ada kamera DSLR yang dilengkapi dengan motor autofocus. Ada juga yang tanpa motor autofocus sehingga harus membeli lensa bermotor yang biasanya harganya lebih mahal.

Berikut contoh dari kamera DSLR yang saya ketahui:
CANON EOS 500D
Canon sudah meluncurkan kamera DSLR EOS 500D dengan lensa kit 18-55mm dan saya juga memakai kamera ini,lumayan bagus dalam kondisi malam dengan pencahayaan yang minim. Diilengkapi dengan fitur full HD movie (terlepas dari frame ratenya yang cuma 20 fps) telah menjadi tag-line dari 500D ini, disamping sederet fitur lain seperti live view dan engine Digic 4. Pro dan kontra mengiringi keputusan Canon yang memberikan fitur movie di 500D.
Pesaing dari Canon :
• Nikon D90 : Sebagai DSLR pertama di dunia yang mengusung fitur movie, penjualan D90 bisa jadi terganggu oleh 500D karena dua hal : harga dan spesifikasi video. EOS 500D lebih bagus dari Nikon D90, dan D90 hanya mampu menyuguhkan movie 720p sementara 500D sudah 1080p.

• Lumix GH1 : Sebagai pendatang baru yang mengusung konsep Micro 4/3, Panasonic Lumix GH1 menawarkan solusi hybrid antara fotografi dan camcorder dengan sama baiknya.
• Olympus E-620 : Produk entry level yang disebut-sebut sebagai calon andalan dari Olympus ini bahkan belum masuk ke pasaran saat tiba-tiba Canon meluncurkan 500D. Dengan situasi seperti ini, Olympus bisa jadi harus merevisi target penjualan dari E-620 yang minus fitur movie ini.
Dari Canon sendiri :
• EOS 50D : Berbagi resolusi yang sama-sama 15 MP di keping sensor APS-C, 500D tampak seperti mini 50D namun plus fitur movie. Canon tidak tampak kuatir kalau penjualan 50D akan terganggu dengan peluncuran 500D, namun saya memprediksi bakal banyak calon pembeli 50D yang akan beralih ke 500D (kecuali mereka yang perlu bodi weather sealed, kinerja tinggi, viewfinder prisma, AF micro adjustment dan top status LCD).


CANON EOS 550D
pada tanggal 1 april Canon memperkenalkan EOS 550D, produk teranyar pabrikan tersebut yang merupakan evolusi di kelas kamera Single Lens Reflex (SLR) pemula.


EOS gress ini cukup menyita perhatian. Pasalnya, resolusi 18 megapiksel yang dipasangkan pada Canon terbilang “tidak wajar” untuk kamera kelas pemula. Tapi suka tidak suka inilah keunggulan 550D, karena berhasil menempatkan posisi produknya di tempat teratas SLR pemula, setidaknya untuk saat ini. Beberapa penggiat fotografi bahkan berani menyebut EOS 550D sebagai kembaran kecilnya 7D, versi EOS Canon yang ada di kelas mid-end. “Dengan begitu banyaknya fitur yang biasanya hanya ditemui di kamera DSLR kelas atas hadir di Canon EOS 550D.



Dibandingkan pendahulunya (EOS 500D), 550D memiliki beberapa perbaikan. Selain resolusi yang meningkat, Canon juga mengadopsi teknologi gapless micro lens, sebuah teknologi yang memungkinkan gambar direkam dengan detail yang sangat baik di resolusi tinggi namun tetap memiliki tingkat noise yang rendah. Teknologi sensor ini dengan baik disandingkan Canon bersama dengan cara pengukuran cahaya terbaru yang bisa mengevaluasi kondisi cahaya dalam 63 titik untuk meningkatkan akurasi saat pemotratan dilakukan.

Perbaikan lain yang juga tak kalah menarik adalah pada fitur perekam Video High Definition (HD). Jika EOS 500D cuma bisa merekam video beresolusi full HD pada 20 frame per detik, EOS 550D mampu merekam video dengan resolusi serupa pada 24, 25 dan 30 frame per detik. Di resolusi yang lebih rendah, 720p atau VGA misalnya, 550D bahkan mampu merekam 50 sampai 60 frame per detik.
Canon masih mengandalkan DIGIC 4 sebagai prosesor gambar pda EOS 550D. Cuma saja kemampuan pada mode pengambilan gambar kontinyu (burst) di kamera ini lebih tinggi, yakni 3,7 frame per detik. Sekadar pembanding, kecepatan EOS 500D saat mengambil gambar still secara terus menerus berkisar pada 3,4 frame per detik.

Jenis-jenis dan Macam-macam Lensa Canon
• EF – Lensa Canon EF bisa digunakan pada semua kamera digital slr Canon EOS. EF singkatan dari Electro Fokus, yaitu memiliki auto fokus yg digerakkan oleh sebuah electro motor yang terintegrasi pada bodi lensa. Semua kontak antara Lensa dan bodi kamera dikendalikan secara elektrik, sama sekali tidak ada kontak mekanis antara lensa dan bodi kamera
• USM – Ultrasonic Motor Drive – Lensa EF yang dilengkapi dengan USM drive, akan memberikan performa autofokus yang lebih cepat, akurat dan tenang, dan mengkonsumsi lebih sedikit daya dibandingkan dengan yang menggunakan motor drive AF . Ada dua jenis USM, ring-type USM and the micromotor USM. Ring-type USM selalu disukai karena unggul performa dan efisiensi, dan memberikan full time manual fokus operasi tanpa beralih dari modus AF.
• IS – Image Stabilizer – Berfungsi memiminimalkan atau bahkan menghilangkan gambar yang kabur karena goyangan pada kamera dengan bantuan accelerometer
• L Series Lenses – Kasta tertinggi dan termahal dari jajaran Lensa kamera Canon yang memiliki performa optical yang superior. dibuat dengan konstruksi yang solid. sehingga tahan dipakai secara intensif, dalam jangka waktu yang lama dan dalam kondisi apa pun. Lensa ini bisa dikenali dengan lingkaran merah di sekeliling bagian depan depan lensa.
• EF-S – Mounting Lensa ini adalah turunan dari EF lens mount dibuat untuk kamera Canon DSLR dengan APS-C sized image sensor.
• Diafragma/Aperture
Komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Bukaan diafragma dinyatakan dalam f/x, dimana x adalah angka yang tertera pada kamera. Semakin tinggi angka bukaan diafragma maka hasil foto akan semakin gelap. Nilai shutter speed dan aperture berbanding lurus namun berbanding terbalik dengan angka yang tampak pada kamera. Jika salah satu nilai kita atur maka nilai yang lainnya akan menyesuaikan untuk menjadi lebih kecil/besar.
• ISO / ASA
Tingkat sensitivitas pada sensor / film dalam merekam cahaya. Semakin tinggi nilai ISO, semakin banyak cahaya yang dapat terekam oleh sensor. Pada kondisi kurang cahaya, umumnya fotografer harus memasang shutter speed tinggi (angka di kamera kecil) dan WAJIB memakai tripod agar hasil foto tidak blur. Akan tetapi, jika tidak membawa tripod maka ISO harus dipasang setinggi mungkin untuk mem-backup shutter speed. Konsekuensinya, foto akan memiliki noise yang tinggi karena ISO tinggi tadi.
• Red-Eye
Efek yang terjadi jika memotret manusia di tempat gelap dan memakai flash secara tiba-tiba. Hasil foto menunjukkan mata yang merah, dapat diatasi dengan fitur Red-Eye Reduction pada software editing foto atau memakai Pre-Flash sebelum memotret
• Aturan Sepertiga
Aturan yang menempatkan objek pada sepertiga atas dalam foto.Untuk foto potret personal, coba tempatkan wajah subjek foto di pojok kanan atas atau pojok kiri atas pada LCD/viewfinder
• Panning
Teknik memotret yang memberi kesan bergerak pada objek. Caranya dengan membuat shutter speed dibawah 1/125 detik kemudian mengatur fokus objek dan menekan shutter sambil mengikuti arah gerak objek
• Freezing
Teknik memotret yang membuat gerak objek seolah-olah terhenti. Caranya dengan membuat shutter speed diatas 1/125 detik atau lebih cepat dari pergerakan objek yang kita potret. Teknik freezing juga dikenal sebagai teknik high speed photography karena teknik ini membutuhkan kecepatan rana yang tinggi
• Zooming
Teknik memotret dengan cara mengatur fokus objek. Setelah fokus, shutter ditekan sambil melakukan zoom/memutar lensa

1 komentar:

  1. mantap gan postingannya kalo ada waktu maen ya ke blog ane di http://minzscreamo.blogspot.com

    BalasHapus