Di zaman sekarang ini sistem informasi adalah mutlak dan sangat dibutuhkan untuk menunjang suatu perekonomian. Bila prekonomian tidak menggunakan sistem informasi,mungkin pemasaran hanya terjadi di dalam lingkup terdekat saja.
Bila terdapat sistem informasi di dalam perekonomian,kita dapat memasarkan hasil dagangan kita melalui internet atau jejaring sosial seperti facebook,twitter, dan ada pula blog,kaskus dan masi banyak lagi.
Pemasaran melalui akun jejaring sosial seperti twitter atau facebook sudah banyak dilakukan,karena dinilai lebih mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga untuk melakukan promosi berkeliling dari satu tempat ketempat lain.
Perkembangan teknologi di indonesia membuat kita semakin tidak boleh menjadi orang yang ketinggalan teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita di tuntut untuk memahami seluruh teknologi yang ada untuk menjadikan diri kita lebih kompeten.
Minggu, 25 September 2011
Kekerasan Dikalangan Pelajar dan Mahasiswa
Baru baru ini sempat terjadi keributan di SMAN 6 Jakarta,penyebabnya ialah lantaran seorang wartawan dari TRANS7 yang hendak meliput kegiatan para pelajar SMAN 6 selepas pulang sekolah dirampas kaset kameranya oleh para siswa sman 6.
Pada bentrokan pertama pelajar SMAN 6 melukai seorang wartawan foto Harian Media Indonesia Panca Syurkani,yang juga merupakan salah satu dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP).
Kemudian terjadi percekcokan mulut antara siswa sekolah tersebut dengan puluhan wartawan di area sekolah, dan berujung pada pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar sekolah negeri favorit itu.
"Pengeroyokan terhadap Panca dilakukan dengan menggunakan tangan yang mengepal sampai terjatuh, sehingga korban mengalami luka bengkak di jari kelingking kanan, lecet di tangan kanan, lutut kiri, dan bengkak di bagian kepala," imbuhnya.
Mental dari siswa zaman sekarang memang harus segera dibenahi,agar menjadikan bibit masa depan ini tidak bertindak anarkis dikedepannya. Beda lagi dengan perkelahian antar mahasiswa di Universitas Lampung (UNILA)
Tawuran di kampus Universitas Lampung (UNILA) yang terjadi Rabu (21/9/2011) sore, menambah panjang daftar kekerasan di dunia pendidikan Tanah Air akhir-akhir ini. Tawuran ini dipicu hal sepele, yaitu senggolan antar-mahasiswa di saat dilangsungkannya wisuda.
Penyebab pecahnya tawuran antara kelompok mahasiswa Fakultas Fisip dan Fakultas Teknik Unila ini diungkapkan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian. Menurut para saksi mata, tawuran mahasiswa di kedua kampus ini sebetulnya bukan tradisi yang mendarah daging.
"Kejadiannya, tadi kami (tegas mahsiswa Fisip) tengah arak-arakan untuk wisuda. Lalu, di depan Kampus Fakultas Pertanian, kami bertemu dengan rombongan dari Teknik Elektro. Karena jalannya sempit, dibagi dua jalur. Lalu ada senggolan. Entah bagaimana pemicunya, tiba-tiba anak Teknik ada yang marah dan ngotot, lalu mulai melempari dengan batu," ujar Akbar, mahasiswa Fisip Unila.
Massa lalu kembali ke masing-masing kampus. Tidak lama kemudian, rombongan ratusan mahasiswa Fakultas Teknik datang menyerbu kampus Fakultas Fisip . Mereka datang membawa batu dan balok-balok kayu. Kemudian terjadi saling lempar batu.
Karena massa tidak sebanding, mahasiswa Fisip lalu mundur. Kemudian, para mahasiswa Fakultas Teknik membabi-buta merusak mobil-mobil dan sepeda motor yang diparkir di depan kampus.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi,hanya karena hal sepele yaitu saling senggol antara mahasiswa yang berakhir dengan keributan. Ataukah ini hanya aksi sok-sokan pelajar Fakultas Teknik untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat dibandingkan mahasiswa FISIP?. Kita tidak tahu,hanya mahasiswa teknik yang bisa menjawab itu.
Pada bentrokan pertama pelajar SMAN 6 melukai seorang wartawan foto Harian Media Indonesia Panca Syurkani,yang juga merupakan salah satu dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP).
Kemudian terjadi percekcokan mulut antara siswa sekolah tersebut dengan puluhan wartawan di area sekolah, dan berujung pada pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar sekolah negeri favorit itu.
"Pengeroyokan terhadap Panca dilakukan dengan menggunakan tangan yang mengepal sampai terjatuh, sehingga korban mengalami luka bengkak di jari kelingking kanan, lecet di tangan kanan, lutut kiri, dan bengkak di bagian kepala," imbuhnya.
Mental dari siswa zaman sekarang memang harus segera dibenahi,agar menjadikan bibit masa depan ini tidak bertindak anarkis dikedepannya. Beda lagi dengan perkelahian antar mahasiswa di Universitas Lampung (UNILA)
Tawuran di kampus Universitas Lampung (UNILA) yang terjadi Rabu (21/9/2011) sore, menambah panjang daftar kekerasan di dunia pendidikan Tanah Air akhir-akhir ini. Tawuran ini dipicu hal sepele, yaitu senggolan antar-mahasiswa di saat dilangsungkannya wisuda.
Penyebab pecahnya tawuran antara kelompok mahasiswa Fakultas Fisip dan Fakultas Teknik Unila ini diungkapkan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian. Menurut para saksi mata, tawuran mahasiswa di kedua kampus ini sebetulnya bukan tradisi yang mendarah daging.
"Kejadiannya, tadi kami (tegas mahsiswa Fisip) tengah arak-arakan untuk wisuda. Lalu, di depan Kampus Fakultas Pertanian, kami bertemu dengan rombongan dari Teknik Elektro. Karena jalannya sempit, dibagi dua jalur. Lalu ada senggolan. Entah bagaimana pemicunya, tiba-tiba anak Teknik ada yang marah dan ngotot, lalu mulai melempari dengan batu," ujar Akbar, mahasiswa Fisip Unila.
Massa lalu kembali ke masing-masing kampus. Tidak lama kemudian, rombongan ratusan mahasiswa Fakultas Teknik datang menyerbu kampus Fakultas Fisip . Mereka datang membawa batu dan balok-balok kayu. Kemudian terjadi saling lempar batu.
Karena massa tidak sebanding, mahasiswa Fisip lalu mundur. Kemudian, para mahasiswa Fakultas Teknik membabi-buta merusak mobil-mobil dan sepeda motor yang diparkir di depan kampus.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi,hanya karena hal sepele yaitu saling senggol antara mahasiswa yang berakhir dengan keributan. Ataukah ini hanya aksi sok-sokan pelajar Fakultas Teknik untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat dibandingkan mahasiswa FISIP?. Kita tidak tahu,hanya mahasiswa teknik yang bisa menjawab itu.
Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Lumpur Lapindo
Saat ini pemerintah kembali memberi perhatian terhadap penanganan luapan lumpur lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan membahasnya dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin.
Susilo Bambang Yudhoyono berjanji untuk meninjau kembali kebijakan pemerintah selama lima tahun terakhir dalam menangani kasus semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Pemerintah pusat dan daerah sudah bekerja untuk mengatasi lumpur.
Dalam pengantarnya sebelum rapat, Presiden mengatakan pemerintah harus memikirkan penyelesaian luapan lumpur di Sidoarjo untuk jangka menengah dan jangka panjang.Pemberian bantuan ekonomi dan sosial dilakukan oleh P.T. Lapindo Jaya yang menyebabkan semburan lumpur.
Pemerintah dengan persetujuan DPR akan melakukan pembangunan infrastruktur untuk menunjang kehidupan masyarakat yang terkena dampak lumpur lapindo.Ia menyampaikan sampai saat ini semburan lumpur memang belum bisa dihentikan meski pemerintah sudah mendatangkan berbagai macam ahli.
menurut Presiden SBY “Apa yang telah kita lakukan ini dalam tahap tertentu bisa mengatasi masalah meski belum rampung. Kita tinjau kembali apa yang dilakukan perbaikan, agar permasalahan tuntas”,
Yudhoyono mengklaim selama ini pemerintahannya tidak menelantarkan korban lumpur Lapindo.
Pemerintah telah membuka komunikasi kepada masyarakat dan persoalannya masyarakat kerap memiliki keinginan sendiri yang berbeda-beda dalam menuntaskan bencana lumpur tersebut.
Susilo Bambang Yudhoyono berjanji untuk meninjau kembali kebijakan pemerintah selama lima tahun terakhir dalam menangani kasus semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
"Pemerintah pusat dan daerah sudah bekerja untuk mengatasi lumpur.
Dalam pengantarnya sebelum rapat, Presiden mengatakan pemerintah harus memikirkan penyelesaian luapan lumpur di Sidoarjo untuk jangka menengah dan jangka panjang.Pemberian bantuan ekonomi dan sosial dilakukan oleh P.T. Lapindo Jaya yang menyebabkan semburan lumpur.
Pemerintah dengan persetujuan DPR akan melakukan pembangunan infrastruktur untuk menunjang kehidupan masyarakat yang terkena dampak lumpur lapindo.Ia menyampaikan sampai saat ini semburan lumpur memang belum bisa dihentikan meski pemerintah sudah mendatangkan berbagai macam ahli.
menurut Presiden SBY “Apa yang telah kita lakukan ini dalam tahap tertentu bisa mengatasi masalah meski belum rampung. Kita tinjau kembali apa yang dilakukan perbaikan, agar permasalahan tuntas”,
Yudhoyono mengklaim selama ini pemerintahannya tidak menelantarkan korban lumpur Lapindo.
Pemerintah telah membuka komunikasi kepada masyarakat dan persoalannya masyarakat kerap memiliki keinginan sendiri yang berbeda-beda dalam menuntaskan bencana lumpur tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)