Baru baru ini sempat terjadi keributan di SMAN 6 Jakarta,penyebabnya ialah lantaran seorang wartawan dari TRANS7 yang hendak meliput kegiatan para pelajar SMAN 6 selepas pulang sekolah dirampas kaset kameranya oleh para siswa sman 6.
Pada bentrokan pertama pelajar SMAN 6 melukai seorang wartawan foto Harian Media Indonesia Panca Syurkani,yang juga merupakan salah satu dosen Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP).
Kemudian terjadi percekcokan mulut antara siswa sekolah tersebut dengan puluhan wartawan di area sekolah, dan berujung pada pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar sekolah negeri favorit itu.
"Pengeroyokan terhadap Panca dilakukan dengan menggunakan tangan yang mengepal sampai terjatuh, sehingga korban mengalami luka bengkak di jari kelingking kanan, lecet di tangan kanan, lutut kiri, dan bengkak di bagian kepala," imbuhnya.
Mental dari siswa zaman sekarang memang harus segera dibenahi,agar menjadikan bibit masa depan ini tidak bertindak anarkis dikedepannya. Beda lagi dengan perkelahian antar mahasiswa di Universitas Lampung (UNILA)
Tawuran di kampus Universitas Lampung (UNILA) yang terjadi Rabu (21/9/2011) sore, menambah panjang daftar kekerasan di dunia pendidikan Tanah Air akhir-akhir ini. Tawuran ini dipicu hal sepele, yaitu senggolan antar-mahasiswa di saat dilangsungkannya wisuda.
Penyebab pecahnya tawuran antara kelompok mahasiswa Fakultas Fisip dan Fakultas Teknik Unila ini diungkapkan sejumlah saksi mata di lokasi kejadian. Menurut para saksi mata, tawuran mahasiswa di kedua kampus ini sebetulnya bukan tradisi yang mendarah daging.
"Kejadiannya, tadi kami (tegas mahsiswa Fisip) tengah arak-arakan untuk wisuda. Lalu, di depan Kampus Fakultas Pertanian, kami bertemu dengan rombongan dari Teknik Elektro. Karena jalannya sempit, dibagi dua jalur. Lalu ada senggolan. Entah bagaimana pemicunya, tiba-tiba anak Teknik ada yang marah dan ngotot, lalu mulai melempari dengan batu," ujar Akbar, mahasiswa Fisip Unila.
Massa lalu kembali ke masing-masing kampus. Tidak lama kemudian, rombongan ratusan mahasiswa Fakultas Teknik datang menyerbu kampus Fakultas Fisip . Mereka datang membawa batu dan balok-balok kayu. Kemudian terjadi saling lempar batu.
Karena massa tidak sebanding, mahasiswa Fisip lalu mundur. Kemudian, para mahasiswa Fakultas Teknik membabi-buta merusak mobil-mobil dan sepeda motor yang diparkir di depan kampus.
Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi,hanya karena hal sepele yaitu saling senggol antara mahasiswa yang berakhir dengan keributan. Ataukah ini hanya aksi sok-sokan pelajar Fakultas Teknik untuk menunjukkan bahwa dirinya hebat dibandingkan mahasiswa FISIP?. Kita tidak tahu,hanya mahasiswa teknik yang bisa menjawab itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar